Jumat, 31 Mei 2019

Hadiah Kelulusan. Perjalanan ke Hundred Island, Alaminos, Panggasinan

Hi Sahabat Semesta, Sudahkan kita semua bersyukur hari ini?

        Ya. Saya menggunakan sapaan sahabat semesta mengikuti sapaan dari Youtuber idola saya seorang Lightworker, Healer, dan  Tarot Reader bernama Ananda Ramarta. Kisah perjuangan hidupnya yang sungguh luar biasa, benar-benar menggugah sisi spiritualitas yang ada dalam diri saya. Silahkan para sahabat menemukan channel youtube beliau dan temukan begitu banyak pesan positif bagi perkembangan jiwa melalui penyembuhan spiritualnya.
       Dalam postingan ini saya akan mengajak para sahabat mengunjungi salah satu tempat terindah yang pernah saya kunjungi yaitu “Hundred Island” yang letaknya di Alaminos, Filipina. Jadi, ini adalah pengalaman saya 2 tahun lalu (2017). Saya akan membagikan pengalaman yang saya dapatkan selama perjalanan ini, foto-foto, dan biaya yang diperlukan yang pastinya sesuai dengan kantong mahasiswa.
     Perjalanan ke Alaminos dari Manila memakan waktu sekitar 8 Jam. Namun, akan sangat sulit menemukan bis yang langsung berangkat ke Alaminos. Jadi, kita harus mendatangi ibukota provinsi Panggasinan (Provinsi dimana Alaminos berada) yaitu Dagupan. Perjalanan ke Dagupan memakan waktu 6 Jam. Saat itu saya dan teman saya (Jek) berangkat dari Terminal Victory Liner, Monumento Jam 8 Pagi. Letak terminalnya berdekatan dengan stasiun Monumento LRT 1 kota Manila. Tiket dari Manila ke Dagupan saat itu adalah 350 Pesos atau sekitar 105.000 Rupiah. Ini adalah harga tiket regular bukan first class. Tapi untuk ukuran regular, bis ini sudah nyaman sekali. Sepanjang perjalanan, kita akan dimanjakan oleh pemandangan NLEX (North Luzon Express Way) yang cantik seperti jalan-jalan di States (Hehehehehehe....) Sesampai di Dagupan, saya dan Jek bertemu dengan Ate Cindy (Ate adalah panggilan kakak perempuan dalam bahasa Tagalog). Ate Cindy memang berasal dari Panggasinan, Ia akan menjadi guide kami menuju Alaminos. Oh ya, Ate Cindy dan Jek adalah classmates saya selama saya berkuliah di University of the Philippines Manila. Mereka memang sudah seperti saudara saya selama di Manila.
      Di sore hari sambil menunggu Ate cindy selesai mengajar, saya dan Jek memesan tiket bis dari Dagupan ke Alaminos. Harga per orangnya hanya sekitar 66 Pesos atau sekitar 18.000 rupiah. Ternyata bis yang kami naiki, adalah bis victory liner yang tidak memiliki jendela. Biasanya di Manila tipe bis seperti ini disenangi anak muda karena supirnya suka laju-laju dan nekat luar biasa dan pastinya lebih murah. Benar saja bis ini disebut “killer bus” karena kecepatannya yang sungguh luar biasa dan Puji Tuhan kami masih sehat sampai sekarang, walaupun sering langganan pakai bis ini yang menurut standar keselamatan sangat jauh dari kata aman. Perjalanan dari Dagupan menuju Alaminos memakan waktu sekitar 2 jam. Sesampai di Alaminos, kami menuju penginapan terdekat dengan pelabuhan untuk menyeberang ke “Hundred Island”. Setelah berhenti di terminal Alaminos, kami menaiki tricycle (transportasi tradisional Filipin yang mirip bemo). Biaya tricycle hanya sekitar 75 pesos (Dibagi ber 3). Penginapan yang kami datangi bentuknya seperti rumah kontrakan. Harganya adalah 2000 Pesos per malam atau sekitar (600 ribu rupiah), biaya itu akan kami bagi 4 (Suami ate cindy juga akan ikut bersama kami, tapi beliau masih menyusul). Fasilitas yang ada  di penginapan itu adalah wi-fi, kamar mandi, kamar tidur, TV, dan peralatan makan. Ada banyak penginapan di sekitar pelabuhan tapi, sebaiknya share saja dengan teman supaya murah. Perjalanan ke Hundred Island akan lebih indah di subuh hari supaya kita bisa lihat matahari terbit. Jadi, kami memutuskan untuk segera istirahat supaya bisa bangun lebih awal. 

Di Pagi Hari......
Personil kami sudah lengkap. Kami ber 4, berjalan kaki ke pelabuhan. Membeli tiket masuk sebesar 80 pesos sekitar 24 ribu rupiah per orang. Kita harus menyebrang dengan perahu, di sekitar pelabuhan terdapat begitu banyak nahkoda yang menawarkan perahu nya untuk disewa. Biasanya para nahkoda perahu mematok harga sekitar 2000 pesos (600 ribu rupiah) untuk pergi, mengunjungi beberapa pulau, dan pulang kembali ke dermaga Alaminos. Setelah setuju, kami berangkat menuju Hundred Island. Cuaca pagi hari itu sangat hangat, saat masuk ke perahu pemandangan matahari terbit sudah mencuri perhatian kami. Laut yang tenang, menambah rasa aman selama perjalanan saya disana. Hundred island adalah gugusan pulau-pulau kecil di teluk Lingayen, jumlah pulaunya sekitar 123 pulau. Kalau Sahabat bisa bayangkan, gugusan pulau ini mirip dengan gambaran Raja Ampat di Papua. 
Kami didalam Perahu menuju Hundred Island
Memasuki gugusan pulaunya, saya sangat terpukau dengan damainya tempat itu. Saya pun terpesona dengan pemandangan romantis Ate Cindy dan suaminya yang sangat ekspresif dalam mengungkapkan rasa sayang satu dengan yang lainnya. Ya, orang Filipina memang sangat ekspesif dalam mengungkapkan cinta. Mereka sangat perhatian dan memperlakukan wanita dengan sangat lembut. Pasti para sahabat akan terkesima, melihat begitu care nya laki-laki Filipina memperlakukan perempuan, sekalipun kita tidak memiliki hubungan apapun. Jadi, dilarang “Baperan Kilat” ya dengan cowok Pinoy. Itu memang bawaan dan nilai yang sudah ada dengan mereka.
Setelah 30 menit menelusuri teluk kami tiba di salah satu pulau yang masih jarang dikunjungi para turis. Nama pulau itu adalah pulau Governor. Pulau ini memang tidak ada pantainya, tapi kita bisa mendaki dan nyebrang ke pulau Virgin dengan jembatan gabus yang asik sambil berfoto ria. Diatas puncak  pulau Governor, kita bisa ber swafoto dengan latar belakang pulau-pulau yang cantik pemandangan, layaknya raja ampat pun terpampang nyata dibelakang saya. Jernihnya teluk ini, membuat kita dapat melihat dasar teluk bahkan ikan-ikan cantik yang belum pernah saya lihat sebelumnya terlihat sangat bersahabat dan berani mendekati manusia yang ingin melihatnya. 


Penampakan pulau Governor
Hal yang saya pelajari diawal perjalanan menelusuri pulau ini adalah, begitu pentingnya menjaga kebersihan dan ekosistem laut. Saya belajar dari masyarakat Filipina, yang sangat menjaga kebersihan area konservasi “Hundred Island” ini. Masyarakat sudah memiliki kesadaran dalam menjaga willayah ini dengan tidak membuang sampah sembarangan terbukti tidak pernah saya menemukan sampah berserakan atau air laut yang terlihat kotor dan tidak jernih. 



Setelah dari Pulau Governor, kami mendatangi kembali Kuya (Sebutan untuk mas-mas/Kakak laki-laki) nahkoda dari perahu yang kami gunakan untuk mendatangi Rizal Island. Perjalanan ke Rizal Island, hanya memakan waktu 10 menit. Disana, kami mengunjungi cliff atau tebing didalam gua yang bisa diloncati dengan jarak kurang lebih 2 meter. Terus terang, saya agak takut terjun ke laut itu. Karena pastinya laut itu dalam dan saya nggak bisa berenang dan ini akan menjadi pengalaman pertama. Karena dipaksa oleh Jek dan ate Cindy, akhirnya saya memberanikan diri dengan jaminan pelampung yang dipasang dibadan. Teriakan saya saat terjun mampu melepaskan semua emosi serta uneg-uneg yang saya rasakan. Hal itu, membuat stress selama menyusun Thesis terbayarkan tuntas. Kami keluar dari gua bersama-sama dengan raut wajah bahagia menceritakan, betapa excitednya terjun dari tebing. Setelahnya, kami langsung bermain di pantai dan berkenalan dengan beberapa pengunjung lainnya.
Dari Rizal Island, kami mengunjungi Quezon Island. Quezon island merupakan pulau yang paling ramai saat itu, karena terdapat pantai yang cukup luas disana juga terdapat restoran. 


 Di pulau ini, kita bisa mengunjungi jembatan gantung atau kembali menantang adrenalin dengan terjun dari cliff yang lebih tinggi. Yang pasti saya nggak mau lagi ikuti tantangan ini, hanya Jek saja memang yang paling berani dari kami semua. Bagi teman-teman yang mau mencoba Zipline/ Flying fox yang melintas antar pulau, bisa berkunjung ke Pulau ini. Pulau Quezon adalah salah satu pulau yang ada penduduknya. Sedangkan gugusan pulau yang lain memang jarang terdapat rumah  ataupun resort.  Jadi, untuk para sahabat yang tidak suka keramaian silahkan kunjungi pilihan pulau lain yang masih ada seperti Pulau Pilgrimate dimana ada patung “Christ the Redemeer” Kristus Penebus. Disana pengunjung bisa berdoa dan berfoto bersama dengan Patung Kristus Penebus. Pulau Pilgrimate bisa dibiang bentuk mini dari Patung Christ the Redemeer di “Rio de Janeiro”. Pulau Pilgrimate, adalah pulau pertama yang menyambut para wisatawan memasuki area Hundred Island. 

Patung Christ the Redemeer terlihat dari Governor Island
Puas mengunjungi 4 pulau di Hundred Island, membuat kami lapar dan memutuskan untuk pulang disiang hari. Kami kembali ke penginapan dan mencari restoran terdekat disana. Para sahabat bisa menemukan begitu banyak “Sea Food” disini. Saya bisa menyarankan para sahabat untuk mendatangi salah satu restoran “Sea Food” terenak di Dagupan. Nama restorannya adalah “Matutina’s seafood house and restaurant” Letak restoran ini, tepat didepan pantai Tondaligan (Tondaligan Beach) Pantai ini, lansung menghadap ke Laut Cina Selatan. Harganya juga terbilang cukup murah dan terjangkau. Dijamin nggak nyesel, dan saya berani bilang bahwa ini makanan terenak selama saya tinggal di Filipina dalam 2 tahun terakhir ini. Tinggal di wilayah Province (Provinsi) memang jauh lebih murah dibanding tinggal di Kota Manilanya. Pastinya pengeluaran selama perjalanan ini, jauh lebih murah dibanding hidup selama 3 hari di Manila untuk makan (Kalau beli diluar).
Setelah menikmati makan siang, kami kembali ke Manila dengan Rute dan Biaya yang sama seperti kami berangkat ke Alaminos. Perjalanan menyenangkan ini, terangkum dalam beberapa foto yang bisa dilihat oleh para sahabat. 


Tondaligan Beach
 
Hal yang saya pelajari selama perjalanan adalah: Bagaimana saya harus bersyukur dan mencintai setiap hal yang Semesta berikan. Pemandangan indah yang saya saksikan, sungguh mengingatkan saya akan kebesaran Penciptanya. Perjalanan ini juga merupakan hadiah kelulusan yang saya berikan untuk diri saya sendiri, karena penghargaan untuk diri sendiri harus tercapai sebelum kita mampu menghargai Ciptaan semesta lainnya. 

Sampai bertemu di Postingan saya selanjutnya para Sahabat Semesta,


Bila ada hal yang ingin ditanyakan, silahkan comment yaa.
Keep Greteful and Stay Positive

Inez Dhawo
May 2019

36 Pertanyaan yang Membuat Manusia Jatuh Cinta dengan Mudahnya

Tulisan ini hadir setelah menyaksikan Ted Talk dengan pembicaranya adalah seorang wanita yang menjadikan dirinya subjek percobaan untuk ...